Header Ads

PENA TUMPUL

Dengan terpaksa ku buka kembali
Ruang-ruang Sastra yang apakah masih tersisa
Di keping darahku yang kian senja
Dalam goresan pena tumpul di remang Sore

Tapi batin ini mesti bicara
Dalam diam dan bisu
Beku
Pekat tanpa suara

Suara sukma ini tak lah ku aborsi
Ia suci karena adanya
Dalam abjad tua gontai gemetar
Engakau harus berjalan Nurani

KuPemuda …
Terpaku di atas harap & Do’a
Apakah do’a itu juga mustajab?
Aku lunglai dalam rintih do’a sekalipun

Layar biduk tak seperkasa mudaKu
Inci demi inci pengembaraanKu fana
Ku mesti berlabuh
Ku harus menDoping kekuatan baru

Bila rangkai do’aKu dulu
Disulam dijawab oleh-Nya Kini
Curi, Rebut, Kecup, & Dekap Hatinya
Jangan lepas sekais nafaspun

Ejalah tiap lekung relung hatinya
Dimana ia kembangkan senyum
Ceria, Tawa berbunga
Jangan Siakan, terlebih sakitinya

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.