Header Ads

MENTALITAS WIRAUSAHAWAN II

AKHIRNYA.. mencoba untuk posting lagi.. ternyata belajar menulis itu susah ya.. apalagi harus continue dan istiqomah plus konsisten dalam menulis artikel.. lom bisa aku.. ini aja udah ngos-ngosan.. hehehe.. ok deh disambung lagi artikelnya untuk topik 'wirausaha".. wew.. belajar menganalisa euy..

menurutku.. dari sisi kematangan psikologis sosial kemasyarakatan,, seorang wirausaha akan lebih matang daripada seorang karyawan.. kenapa?? seorang wirausaha akan terus-menerus ditempa dengan permasalahan-permasalahan kemasyarakatan yang menyangkut dunia bisnisnya.. tidak bisa dipungkiri.. dunia bisnis sangat erat dengan bidang sosial kemasyarakatan.. karena target objeck dunia bisnis adalah pasar..!! siapa pasar yang dimaksud?? tidak laen adalah masyarakat pengguna produk atau jasa. dari sini kita bisa melihat dan menelaah bagaimana mental seorang wirausaha/pengusaha
itu?? untuk mendeskripsikan secara mutlak tentu tidak bisa.. dan apabila dikatakan relatif pun tidak boleh.. kalo kita katakan 'relatif' tentu makna serta deskripsinya akan bias..!!. sedikit banyak disini akan saya ulas mental seperti apa yang harus dimiliki oleh seorang 'calon' wirausaha. walaupun tidak mutlak harus semua dimiliki..

Mentalitas Wirausahawan: Mitos atau Realita?


Untuk mewujudkan mimpi menjadi seorang wirausahawan yang sukses memang diperlukan berbagai faktor pendukung. Selain modal (sumber daya seperti tersebut di atas), masih ada faktor lain yang merupakan syarat untuk keberhasilan seorang wirausahawan. Banyak yang mengatakan “mental” atau “bakat”; dalam bahasa indramayu atau cirebon sering di ucapkan oleh para orang tua adalah “jiwa dagang”, merupakan salah satu diantara faktor tersebut. Meskipun belum banyak penelitian ilmiah mengenai mental atau kepribadian wirausahawan, namun ada beberapa fakta maupun asumsi yang bisa menerangkan bahwa memang ada perbedaan karakter antara wirausahawan dengan non-wirausahawan. Bisa saja perbedaan itu tumbuh karena kebiasaan atau pengaruh lingkungan, contoh: keluarga pedagang. anak-anaknya pun lebih banyak memilih 'wirausaha' seperti orang tuanya dari pada menjadi 'karyawan' kalau pun ada yang jadi karyawan saya yakin dia pasti punya 'usaha sampingan'. 'keluarga pedagang' menjadi karakter yang menetap dalam kepribadian seseorang.
Bagi pengikut aliran non-deterministic, bakat/jiwa dagang mungkin lebih bisa diterima sebagai sebuah mitos, sebab sulit untuk mengatakan bahwa seorang bayi memiliki “in-born entrepreneurship trait”. Lebih logis bila mengasumsikan bahwa “bakat dagang” yang dimitoskan mungkin merupakan kumpulan dari kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dimiliki oleh wirausahawan lewat proses pembelajaran sejak dini. Kebiasaan ini
disosialisasikan dan dikondisikan secara konstan kepada individu atau kelompok tertentu sehingga menjadi ciri karakter yang kuat dan mengakar di dalam mereka. hal ini bisa kita lihat dari kebiasaan 'anggota keluarga pedagang' dalam melihat sesuatu, seperti:
- menghitung untung rugi setiap tindakan/keputusan yang diambil
- melihat peluang dan menganalisis kebutuhan pasar ( payu apa beli?)
- mengelola sumber daya (planning, organizing, directing, controlling)'walaupun tidak secara teori di buku tapi secara naluri alamiah'
- bekerja keras secara konstan dan mencari solusi bagi masalahnya.kebiasaan “jatuh-bangun/maju-mundur” sehingga tidak lagi takut membuat keputusan
Selain faktor kebiasaan di atas, masih banyak faktor lain yang turut menentukan apakah seseorang bisa menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Beberapa di antaranya adalah:
1. Kreatif & Inovatif
Seorang wirausahawan umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non-wirausahawan. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan dia mampu membuat hasil inovasinya itu menjadi “demand”. Contohnya: Menjelang tahun 2000, ada sekelompok orang yang menjadi “kaya raya” karena mereka berhasil menjual ide “the millenium bug”. Puluhan juta dollar bergulir di industri komputer dan teknologi hanya karena ide ini. Software baru, jasa konsultasi teknologi komputer bahkan Hollywood pun berhasil membuat ide ini menjadi industri hiburan yang menghasilkan puluhan juta dollar. Film “The Entrapment” adalah salah satu hasilnya. Contoh lainnya yang sederhana adalah pengemasan air minum steril kedalam botol sehingga air bisa diminum langsung tanpa dimasak. Banyak sekali contoh lain yang menunjukkan bahwa kreatifitas dan inovasi adalah salah satu faktor yang bisa membawa seseorang menjadi wirausahawan sukses. Perlu diingat bahwa kreatifitas dan inovasi bukan merupakan satu-satunya faktor penentu karena artis atau pelaku seni pun harus memiliki kedua faktor ini sebagai penentu kesuksesannya. ini biasanya dipengaruhi faktor wawasan tentang bisnis yang digelutinya, ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bisnisnya dan pengalaman dalam hal persaingan produk. apabila seseorang merasa tidak dapat memenuhinya sendirian. hal ini bisa dipenuhi dengan bentuk 'tim kerja'.

2. Confident, Tegar dan Ulet
Wirausahawan yang berhasil umumnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tegar dan sangat ulet. Ia tidak mudah putus asa, bahkan mungkin tidak pernah putus asa. Masalah akan dihadapinya dan bukan dihindari. Jika ia membuat salah perhitungan, saat ia sadar akan kesalahannya, ia secara otomatis juga memikirkan cara untuk membayar kesalahan itu atau membuatnya menjadi keuntungan. Ia tidak akan berhenti memikirkan jalan keluar walaupun bagi orang lain, jalan keluar sudah buntu. Kegagalan akan dibuatnya menjadi pelajaran dan pengalaman yang mahal. Semangatnya tidak pernah luntur; ada saja yang membuatnya bisa berpikir positif demi keuntungan yang dikejarnya. Kualitas kepribadian seperti ini tidak mungkin tumbuh secara mendadak. Keuletan, ketegaran dan rasa percaya diri tumbuh sejak dini (usia balita) dan sudah menjadi karakter atau dasar kepribadiannya. Sulit (bukan tidak mungkin) bagi seorang dewasa membentuk kualitas-kualitas ini jika tidak dimulai sejak masa balita.

3. Pekerja Keras
Waktu kerja bagi seorang wirausahawan tidak ditentukan oleh jam kerja. Saat ia sadar dari bangun tidurnya, pikirannya sudah bekerja membuat rencana, menyusun strategi atau memecahkan masalah. Kadang dalam tidurnyapun ia tetap berpikir. Membiarkan waktu berlalu tanpa ada yang dipikirkan atau dikerjakan kadang membuatnya merasa “tidak produktif” atau merasa kehilangan kesempatan. hal inilah yang membedakan kematangan psikologis seorang karyawan dengan wirausahawan. (maaf kalo kurang tepat).

4. Pola Pikir Multi-tasking
Seorang wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif/dimensi yang berlainan pada satu waktu (multi-dimensional information processing capacity). Bahkan ia juga mampu melakukan “multi-tasking” (melakukan beberapa hal sekaligus). Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi kemampuan seorang wirausahawan dalam multi-tasking, semakin besar pula kemungkinan untuk mengolah peluang menjadi sumber daya produktif.

5. Mampu Menahan Nafsu
Untuk Cepat Menjadi Kaya Wirausahawan yang bijak biasanya hemat dan sangat berhati-hati dalam menggunakan uangnya terutama jika ia dalam tahap awal usahanya. Setiap pengeluaran untuk keperluan pribadi dipikirkannya secara serius sebab ia sadar bahwa sewaktu-waktu uang yang ada akan diperlukan untuk modal usaha atau modal kerja.(awas jangan ditafsirkan 'medit/pelit' loh) Keuntungan tidak selalu menetap, kadang ia harus merugi dan perusahaan harus tetap dipertahankan. Oleh sebab itu, jika ia memiliki keuntungan 10, hanya sepersekian yang digunakan untuk keperluan pribadinya. Sebagian besar disimpannya untuk digunakan bagi kemajuan usahanya atau untuk tabungan jika ia terpaksa mengalami kerugian.
Wirausahawan yang bijak juga mengerti bahwa membangun sebuah perusahaan yang kokoh dan mapan memerlukan waktu bertahun-tahun bahkan tidak jarang belasan atau puluhan tahun. Seorang wirausahawan yang memulai usahanya dari skala yang kecil hingga menjadi besar akan mampu menahan nafsu konsumtifnya. Baginya, pengeluaran yang tidak menghasilkan akan dianggap sebagai sebuah kemewahan. Jika tabungannya tidak cukup untuk membeli kemewahan itu, dia akan menahan diri sampai tabungannya jauh berlebih. Ia juga menghargai keuntungan yang sedikit demi sedikit dikumpulkannya. Keuntungan itu diinvestasikannya ke dalam usaha lainnya sehingga lama-kelamaan hartanya bertambah banyak. Dalam hal ini memang ada benarnya pepatah yang mengatakan: “hemat pangkal kaya”.
Sebaliknya, wirausahawan yang tidak bijak seringkali tidak dapat menahan nafsu konsumtif. (awas nih para bos-bos) Keuntungan dihabiskan untuk berbagai jenis kemewahandan hal yang tidak produktif sehingga tidak ada lagi tabungan untuk perluasan perusahaan atau untuk bertahan pada masa sulit. karena setahu pengamatan saya pelaku UKM biasanya siklusnya seperti 'kehidupan' ;lahir-tumbuh(kecil trus besar)-mati alias bangkrut. Perusahaanpun tidak lama bertahan.

6. Berani mengambil risiko
Seorang wirausahawan berani mengambil risiko. Semakin besar risiko yang diambilnya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan karena jumlah pemain semakin sedikit. Tentunya, risiko-risiko ini sudah harus diperhitungkan terlebih dahulu. meskipun begitu sebagai pembelajaran kita bisa memulai usaha dari yang kita nilai resikonya yang kecil dulu. karena setahu yang saya doktrin pelajaran di teori ekonomi bagaimana kita memulai bisnis yang resiko kecil tapi untungnya gede?? saya bingung donk..

7. Faktor Lainnya
Masih banyak lagi faktor yang belum terungkap dalam otak saya.. wkwkwkwkw,,lama2 jadi mumet nih... Saya berharap teman2 yang memiliki pengalaman lain mau membagikan pengalamannya agar dapat menjadi inspirasi bagi calon-calon wirausahawan baru. Negara kita memang sedang membutuhkan wirausahawan baru untuk membangun kembali ekonomi yang morat-marit ini. kita sebaiknya tidak usah ambil pusing dengan janji-janji kampanye setiap parpol atau calon presiden yang mengatakan 'akan mengentaskan kemiskinan' 'atau pembela orang kecil' dan lain-lain embel-embel kampanye yang sudah tidak asing ditelinga kita sejak kita SD sampe lulus kuliah.. capee deehh.. karena nasib kita ada di tangan kita betull..?? ;?

Bagi yang sudah memiliki ide dan mimpi indah, cobalah mulai berhitung dan menganalisa. Siapa tahu anda sudah memiliki banyak faktor yang disebutkan di atas dan anda tinggal mengatakan pada diri anda:”Just try it” dan "never give up"
Bagi anda yang merasa bahwa dunia wirausaha bukan dunia anda, jangan kecil hati.. sebab tekadlah yang akan membesarkan hati kita... dan andapun masih bebas bermimpi. Selain mimpi itu gratis, segala sesuatu yang baru selalu dimulai dari mimpi indah. masih inget dengan lagunya Bondan prakoso feed 2 black (maaf kalo salah ya,..) bagi saya liriknya pun bisa memberikan inspirasi yang positif bila kita mau merenungkanya.. dan kata terakhir “met bobo n met mimpi indah ya.. :D ”



4 komentar:

  1. waaah..berat juga y jd wirausahawan.. :@
    ya memang lebih bisa diandelin tuh yg namanya wirausahawan daripada karyawan hrs nunggu gaji setiap awal ato akhir bln.
    sekalinya gaji telat ato kurang pada demo,cape y!!
    klo wirausahawan khan untung punya sendiri rugi juga punya sendiri.. :s

    BalasHapus
  2. selain modal,,,walau modal sendiri termasuk asas utk wirausaha....memang mental dan keberanian utk berspekulasi itu yg penting.....ingin menjadi wirausahawan tapi ko' hanya diam....ya itu g akan mungkin terwujud....harus mempunya tekat,,,mental dan bakat yg sesuai.....

    BalasHapus
  3. Masalahnya sekarang, bagaimanakah mewujudkan jutaan mimpi indah itu menjadi kenyataan? Apa saja faktor-faktor psikologis yang harus dimiliki sang wirausaha sehingga dapat mewujudkan mimpi indahnya tersebut?

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.